Feb 21, 2013

RENUNGAN AKHIR TAHUN

Pesta Kembang api seolah pertanda setahun silam tlah berakhir, sebagian orang terbangun dari nyenyaknya tidur mendengar letupan-letupan suara yang berbagai macam bunyinya, mulai dari suara letupan petasan, kembang api, meriam karbit, aksi pawai kendaraan bermotor dan mobil, bunyi terompet, dentuman musik disco semalam suntuk sampai kepada konser diguyur hujan dan timbulnya kerusuhan, pertikaian, perkelahian, permusuhan dan bentrokan antar penonton. sejumlah kejadian ini terjadi persis di depan mata kita dan pelakunya tak lain adalah saudara-saudara kita sendiri terutama yang muslim ikut berbaur didalamnya.
Sudah benarkah ritual penyambutan tahun baru semacam ini? sudah menjadi budayakah kontradiksi norma dan nilai seperti ini? atau apakah ini menjadi syarat sah yang tanpanya tahun baru tak bermakna lebih?
Tahun baru seperti itu tak lebih dari kesenangan yang sesaat, okelah itu kebahagiaan tapi sebentar saja, bisa jadi semalam suntuk tak sadarkan diri akibat larut dalam minuman keras dan musik itu membuat hati gembira tapi yakinlah setelah sadar siapapun akan menyesal. keidentikan tahun baru dihiasi dengan pembakaran petasan, kembang, meriam karbit dan seluruh instrumen kesenangan lainnya tak lebih dari sekedar keasyikan yang sementara. tapi itulah hasrat nafsu yang harus terlegakan oleh sebagian orang agar tuntas sudah syarat sah menuju tahun barunya.
Tapi tidak untuk sebagian orang, diatas kesibukan hinar-binar aktifitas diatas ada yang bergegas berdo'a kepada TuhanNya agar diberi jalan keselamatan, begitu kontras bagi yang sungguh-sungguh ingin memperbaiki dirinya, yang fokus untuk mengkoreksi habis-habisan dirinya, begitu pula bagi yang ingin melangkah menuju kearah yang lebih baik. ini semua bermula dari hati, bukan dari nafsu semata.
Kemudian lihatlah apa yang dilakukan oleh mereka? tampak begitu khusyu' didalam do'anya, menangis bersimpuh dihadapan TuhanNya, tiada henti bermuhasabah diri, menyesali seluruh kesalahan yang telah lalu dan meng-azzamkan diri untuk memperbaikinya ditahun mendatang.
bagi sebagian orang barang kali inilah yang dimaksud menuju tahun yang baru. dengan bermodalkan niat, tekad dan langkah yang baru, sepintas semuanya tak terlihat baru dari tampilan fisiknya tapi lihatlah hatinya tlah memancarkan cahaya yang sangat terang pertanda siap memasuki tahun yang baru.
Barangkali inilah esensi dari ritual pergantian tahun ini, dimana didalamnya muncul berbagai pertanyaan mendasar kedalam dirinya. siapa akhu? sudah sampai dimana perjalanan hidupku? apa yang telah ku perbuat selama ini? berapa banyak tlah kugunakan nikmat yang berlimpah ini untuk besyukur? sudah seberapa kuatkah ikhlas ku? atau semua karunia itu sudah membuatku banyak menyakiti orang lain? seluruh nikmat tlah membuatku semakin jauh dari Dia? sudah seberapa semangatkah aku dalam beramal? sudah seberapa seriuskah aku menata diri? dan sejumlah pertannyaan yang semakna sangat perlu di pertanyakan kepada diri agar ditahun mendatang bisa menjadi peribadi yang jauh lebih baik. karena tahun baru tanpa perubahan diri yang lebih baik itu sebuah kesia-siaan dan sangat disayangkan.
Semoga Alloh membimbing kita ke jalan yang lebih baik...!!! Amin.

No comments :

Post a Comment

silakan masukan komentar anda?