Pesta Kembang api seolah pertanda setahun silam tlah berakhir, sebagian
orang terbangun dari nyenyaknya tidur mendengar letupan-letupan suara
yang berbagai macam bunyinya, mulai dari suara letupan petasan, kembang
api, meriam karbit, aksi pawai kendaraan bermotor dan mobil, bunyi
terompet, dentuman musik disco semalam suntuk sampai kepada konser
diguyur hujan dan timbulnya kerusuhan,
pertikaian, perkelahian, permusuhan dan bentrokan antar penonton.
sejumlah kejadian ini terjadi persis di depan mata kita dan pelakunya
tak lain adalah saudara-saudara kita sendiri terutama yang muslim ikut
berbaur didalamnya.
Sudah benarkah ritual penyambutan tahun baru
semacam ini? sudah menjadi budayakah kontradiksi norma dan nilai seperti
ini? atau apakah ini menjadi syarat sah yang tanpanya tahun baru tak
bermakna lebih?
Tahun baru seperti itu tak lebih dari kesenangan
yang sesaat, okelah itu kebahagiaan tapi sebentar saja, bisa jadi
semalam suntuk tak sadarkan diri akibat larut dalam minuman keras dan
musik itu membuat hati gembira tapi yakinlah setelah sadar siapapun akan
menyesal. keidentikan tahun baru dihiasi dengan pembakaran petasan,
kembang, meriam karbit dan seluruh instrumen kesenangan lainnya tak
lebih dari sekedar keasyikan yang sementara. tapi itulah hasrat nafsu
yang harus terlegakan oleh sebagian orang agar tuntas sudah syarat sah
menuju tahun barunya.
Tapi tidak untuk sebagian orang, diatas
kesibukan hinar-binar aktifitas diatas ada yang bergegas berdo'a kepada
TuhanNya agar diberi jalan keselamatan, begitu kontras bagi yang
sungguh-sungguh ingin memperbaiki dirinya, yang fokus untuk mengkoreksi
habis-habisan dirinya, begitu pula bagi yang ingin melangkah menuju
kearah yang lebih baik. ini semua bermula dari hati, bukan dari nafsu
semata.
Kemudian lihatlah apa yang dilakukan oleh mereka? tampak
begitu khusyu' didalam do'anya, menangis bersimpuh dihadapan TuhanNya,
tiada henti bermuhasabah diri, menyesali seluruh kesalahan yang telah
lalu dan meng-azzamkan diri untuk memperbaikinya ditahun mendatang.
bagi sebagian orang barang kali inilah yang dimaksud menuju tahun yang
baru. dengan bermodalkan niat, tekad dan langkah yang baru, sepintas
semuanya tak terlihat baru dari tampilan fisiknya tapi lihatlah hatinya
tlah memancarkan cahaya yang sangat terang pertanda siap memasuki tahun
yang baru.
Barangkali inilah esensi dari ritual pergantian tahun
ini, dimana didalamnya muncul berbagai pertanyaan mendasar kedalam
dirinya. siapa akhu? sudah sampai dimana perjalanan hidupku? apa yang
telah ku perbuat selama ini? berapa banyak tlah kugunakan nikmat yang
berlimpah ini untuk besyukur? sudah seberapa kuatkah ikhlas ku? atau
semua karunia itu sudah membuatku banyak menyakiti orang lain? seluruh
nikmat tlah membuatku semakin jauh dari Dia? sudah seberapa semangatkah
aku dalam beramal? sudah seberapa seriuskah aku menata diri? dan
sejumlah pertannyaan yang semakna sangat perlu di pertanyakan kepada
diri agar ditahun mendatang bisa menjadi peribadi yang jauh lebih baik.
karena tahun baru tanpa perubahan diri yang lebih baik itu sebuah
kesia-siaan dan sangat disayangkan.
Semoga Alloh membimbing kita ke jalan yang lebih baik...!!! Amin.
["Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak mau tunduk (kepada-Mu), dari jiwa yang tidak pernah puas (dengan pemberian-Mu), dari do'a yang tidak dikabulkan."]
Feb 21, 2013
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment
silakan masukan komentar anda?